Bisnis Penetasan Unggas ~ Agro Budidaya

Bisnis Penetasan Unggas




Tidak sedikit penduduk Kroya – Karanganyar Kecamatan Panguragan Kabupaten Cirebon, saat ini menumpukan pendapatan intinya pada usaha penetasan telur itik taraf rumah tangga. Dengan memercayakan pasokan telur itik Rambon (Ras Penduduk Cirebon) dari peternak lebih kurang, produksi DOD (Day Old Duck) atau anak itik hasil tetasan lokasi ini dapat meraih 9, 5 juta ekor per th..

Cakupan distribusi DOD bikinan Kroya ini tak sebatas Cirebon serta Jawa Barat, namun juga Banten, Jawa Tengah, sertaJawa Timur juga telah merambah Sumatera serta Kalimantan. Walau sebenarnya awal mulanya, usaha ini dilihat sebelah mata serta cuma adalah aktivitas sambilan.

Jabidi, yaitu satu diantara masyarakat Kroya yang menekuni usaha penetasan telur itik. Ia yang mengawali usahanya14 tahunlaludengan10 mesin tetas berkapasitas 600 telur per unit, saat ini mempunyai 30 unit mesin tetas dengan kemampuan 1. 000 butir telur per unit. “Usaha di penetasan telur itik ini benar-benar aman serta tak dipengaruhi krisis ekonomi. Cuma sedikit terganggu pada waktu awal merebaknya flu burung, ” ungkap Jabidi pada TROBOS sekian waktu lalu.

Tak hanya untuk penetas, Jabidi juga bermain untuk pengepul telur tetas yang memasokpenetas yang lain. Ia mengakumendapatkan telur dari peternak itik sekurang-kurangnya 2. 000 – 3. 000 butir per 3 hari. Bila tengah banyak, telur yang bisa dihimpun dapat meraih 7. 000 – 10. 000 butir. “Saya baru dapat penuhi 5 Persen dari keperluan telur tetas yang ada. Terlampau banyak telur yang dihimpun juga tak efisien lantaran telur fertil itu maksimal disimpan sebelum saat ditetaskan lebih kurang 2 hari. Terlebih tetap ada pengumpul telur tetas yang lain, ” tuturnya.

Ditetaskan Bertahap
Dalam menetaskan telur itik, Jabidi tak isi seluruh mesin tetas namun dikerjakan dengan cara bertahap. Sekali produksi, rata–rata ditetaskan 1. 000 – 4. 000 telur. Sedang mesin tetas yg tidak dipakai diistirahatkan serta disterilkan lebih kurang 3-7 hari dengan memakai desinfektan atau sabun untuk mematikan mikroorganisme.

Telur yang dihimpun dari kandang diseleksi, dipisahkan pada yang bersih dengan yang kotor. “Telur yang kotor kurang bagus bila ditetaskan, ” ungkap Jabidi. Ditambahkannya, telur yang kotor lalu diolah untuk telur asin.

Jabidi meneruskan, telur bersih lalu masuk mesin tetas. Esok harinya dikerjakan candling (peneropongan) telur memakai lampu untuk tahu fertilitas telur. Pada telur yang fertil ada tunas. Candling kembali dikerjakan pada hari ke-5 untuk menyeleksi lagi telur yang fertil serta tak. Pada telur fertil tampak urat darah seperti laba - laba.

Sedang telur yang mati ada lingkaran serta urat darahnya putus– utus, hilang atau juga kosong. “Candling paling akhir dikerjakan pada hari ke-15. Telur yang hidup bakal terlihat berwarna gelap/hitam serta yang mati berwarna terang, ” jelasnya.

Bernilai Tambah
Pria yang belajar penetasan telur itik dengan cara otodidak ini mengungkap, banyak nilai lebih dalam usaha penetasan telur itik ini. Telur yang baru dibeli dari kandang serta didiamkan semalam di mesin tetas lalu saat di-candling serta ada tunas nilai jualnya bakal meningkat. Dari harga beli telur yang Rp 1. 420 per butir, ia dapat jual telur bertunas Rp 1. 750. Sedang untuk DOD jantan di jual Rp 3. 500 serta betina Rp 4. 500. “DOD yang dihasilkan dengan usia 1 – 5 hari segera di jual ditempat, ” katanya.

Ia melukiskan keuntungan dari penetasan telur itik ini sekurang-kurangnya setengahnya dari modal. Dari kemampuan mesin tetas 1. 000 butir per unit keuntungan sekurang-kurangnya lebih kurang 300 butir per unit. “Kalau telah dikurangi listrik serta tenaga kerja keuntungan bersih lebih kurang 200 butir, ” tuturnya.

Previous
Next Post »
Thanks for your comment